Pencari suaka asal Myanmar ditangkap Imigrasi Bagansiapi-api

  


Kami berhasil mengamankan WN Myanmar ini pada saat

melakukan permohonan berkas paspor.

Pekanbaru (ANTARA) - Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas II Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)

Bagansiapiapi menangkap pencari suaka asal Myanmar dengan inisial YNM, karena telah

melakukan tindak pidana keimigrasian pada 2 Juni 2022.

Tersangka ditangkap oleh petugas Imigrasi pada bagian loket penerimaan berkas permohonan

Dokumen Perjalanan Republik Indonesia (DPRI/paspor), karena dicurigai sebagai WNA yang akan

membuat paspor.

"Kami berhasil mengamankan WN Myanmar ini pada saat melakukan permohonan berkas paspor.

Tersangka melampirkan dokumen kependudukan Indonesia yaitu Kartu Tanda Penduduk (KTP),

Kartu Keluarga (KK), Akta Kelahiran dan Buku Nikah. Semua dokumennya tidak sah atau palsu,”

kata Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Mhd. Jahari Sitepu dalam keterangannya, di Pekanbaru,

Minggu.

Menurutnya lagi, tersangka memiliki dokumen yang dikeluarkan oleh UNHCR Malaysia yang

menyatakan bahwa yang bersangkutan merupakan pencari suaka asal Myanmar.

Setelah tersangka diperiksa dan juga saksi-saksi terhadap yang bersangkutan, dinaikkan status

pemeriksaan menjadi penyidikan. Saat ini tersangka ditahan dan dititipkan di Lapas Kelas IIA

Bagansiapiapi selama 20 hari ke depan terhitung dari 23 Juni-12 Juli 2022.

Dengan adanya kejadian ini, Kepala Kanwil Kemenkumham Riau berharap dan berpesan kepada

seluruh imigran di Indonesia, terkhusus bagi pengungsi dan pencari suaka agar selalu bersikap

baik dan menaati seluruh aturan yang berlaku serta tidak membuat kegaduhan di negeri ini.

"Kami sadari bahwa pengungsi dan pencari suaka yang ada di Riau ini sudah tidak sabar untuk

dipindahkan ke negara ketiga. Ikuti saja aturannya, jangan coba-coba melawan hukum. Begini

jadinya kalau melanggar, tersangka langsung kami pidanakan," kata Jahari.

Kepala Kanim Bagansiapiapi Agus Susdamajanto menambahkan bahwa pria WN Myanmar

tersebut mulai ditahan pada 2 Juni 2022, karena telah memberikan data yang tidak sah atau

keterangan tidak benar untuk memperoleh dokumen perjalanan Republik Indonesia.

"Sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dalam Pasal 126 huruf C,

maka tersangka akan dipidana penjara paling lama 5 tahun dan pidana denda paling banyak

Rp500 juta," katanya.

Tersangka yang tinggal di Kepenghuluan Raja Bejamu, Kecamatan Sinaboi, Rokan Hilir sejak

tahun 2020 ini, juga sudah memiliki istri dan anak.

 

Sumber : https://www.antaranews.com/berita/2962161/pencari-suaka-asal-myanmar-ditangkap-imigrasi-bagansiapi-api?utm_source=antaranews&utm_medium=mobile&utm_campaign=top_category_home

Komentar